Thursday 27 March 2014

Moody Is The Problem



MOODY
Hai bro-bro dan sist-sist, hari ini gue bakal membahas seputaran tentang masalah "Moody". Sebelumnya udah pada tau gak apa yang dimaksud moody ?. Moody itu bukan nama artis Moody Ayunda , bukan juga judul film kartun Moody Wood Peker  dan moody itu bukan juga alat buat mandi, oke cukup itu gayung, jauh. Moody itu adalah suatu sifat yang dimiliki oleh seseorang, yang mana orang tersebut sering berganti-ganti suasana hatinya, kadang tanpa suatu penyebab yang jelas dan dalam waktu yang relatif singkat. Jadi orang yang mempunyai sifat ini terkadang saat bahagia tiba-tiba berubah menjadi jutek tanpa ada alasan yang jelas, sebentar tertawa, sebentar lagi bete. Terkesan orang yang mempunyai sifat ini memiliki kepribadian yang freak. Apakah orang gila yang tiba2 tertawa dikatakan moody ? tentu jawabannya ENGGAK !. Sifat moody ini termasuk sifat yang menyebalkan bagi orang lain maupun diri dari si pemilik sifat tersebut. Orang yang memiliki sifat ini terkadang menjadi terbatas dalam melakukan sesuatu karena segala sesuatunya tergantung oleh mood, seperti slogan mereka mood is the controller of myself . Disaat mood lagi bagus, mereka akan melakukan sesuatu dengan senang hati dan disaat mood lagi drop mereka akan melakukan sesuatu dengan berat hati dan seakan terpaksa. Sifat ini seakan menunjukan sisi keegoisan dari si pemilik sifat moody tersebut. Mereka memaksa orang lain untuk mengikuti apa yang mereka inginkan. Emang bener sih, ada suatu kejadian yang mempengaruhi tingkat mood, tapi apakah ketidakmampuan dalam mengatur emosi harus dibebankan pada lingkungan sekitar? bukankah diri kita sendiri yang harus bertanggung jawab atas emosi kita sendiri?.Jawabannya adalah IYA, diri kita yang bertanggung jawab atas perubahan emosi yang terjadi tapi perubahan emosi yang dialami itu sangat susah untuk diatasi karena mereka sendiri tidak tau apa penyebab dari perubahan tersebut. Disini gue akan coba memberikan beberapa solusi agar mood bisa kembali baik. Langkah yang pertama adalah : 

  • Makan
Buat orang tertentu makan ada solusi untuk mengembalikan mood. Disaat mood lagi turun usahain buat nyari makanan yang merupakan makanan favorit kita bukan malah makan pacar teman sendiri. Oke cukup ini salah fokus.
  • Ngobrol

Terkadang ngobrol dengan orang lain merupakan cara ampuh untuk mengembalikan mood. Usahakan carilah orang-orang yang bisa bikin kamu tertawa misalnya ngobrol sama sule mungkin.

  • Jalan-Jalan

Jalan-jalan juga ampuh untuk membuat suasana hati menjadi lebih baik. Carilah tempat-tempat yang memiliki pemandangan yang indah bukan malah jalan-jalan ke kuburan.

  • Tidur

Ini adalah solusi terakhir untuk membangkitkan suasana hati. Dengan tidur kita akan melepaskan penat dan melupakan sesaat masalah yang ada dan usahakan berdoa sebelum tidur agar mendapat mimpi-mimpi yang indah. Ingat mimpi indah bukan mimpi basah.

Suatu hubungan juga akan semakin sulit jika seseorang yang mengidap penyakit moody memiliki pasangan yang  gak mengerti akan hal itu. Seseorang yang memiliki pasangan yang moody akan dituntut untuk ekstra bersabar dan ekstra memahami kemauan dari pasangannya. Jika tidak, maka akan terjadi kesalahpahaman dan akan membuat mood semakin drop, jika sudah begini siap-siap aja untuk angkat senjata dan memulai perang dunia ke-3.DUAAAAAR. 

Enggak selamanya susah buat menghadapi orang yang mengidap moody jika telah mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan. Sebenarnya hanya ada dua cara untuk menghadapi orang yang moody yaitu :
  1. Berusahalah untuk membangkitkan suasana hatinya dengan melakukan hal-hal yang disukainya
  2. Jika hal tersebut telah dilakukan berulang-ulang dan tidak membuahkan hasil maka cara yang terakhir adalah membiarkannya. karena orang yang moody akan kembali normal dengan sendirinya 

"Dont Let Your Mood Set Your Life Because You Are The Boss Of Yourself"


Sunday 23 February 2014

The Power Of Success

Sukses. Apa yang hadir dalam benak kita kalau ngomongin masalah "SUKSES" ? pasti banyak uang. Sukses adalah disaat dimana kita bisa nikmatin hasil jerih payah kita sendiri. contohnya :
kita udah susah-susah buat nyontek dan akhirnya dapat nilai yang bagus.
Nah, itu juga dikatakan sukses karena kita bisa menikmati hasil dari jerih payah menyontek. Inget, "nyontek adalah suatu usaha dan setiap usaha perlu diapresiasikan" *prok prok prok* . Kesuksesan itu pada dasarnya berawal dari susah payah yang dibangun sejak lama. Sama seperti pernikahan, yang sebelumnya melewati masa-masa sulit dahulu. Dimulai dari yang namanya cleaned process atau proses yang mulus: 
PDKT - ketemuan - pacaran - menikah.  
sampai yang namanya loooonnggg process :
 PDKT - ketemuan - PDKT menuju pacaran - diPHPin - akhirnya bisa pacaran - diselingkuhin - balikan -  tiba-tiba ditinggal kawin - cerai sama suaminya - akhirnya menikah dengan kita.  HAPPY ENDING !!!
Sukses juga adalah disaat dimana kita bisa mempertahankan hasil dari jeri payah itu sendiri. Jadi, selain kita bisa menikmati, kita juga dituntut untuk bertahan. Sama seperti suatu hubungan, selain kita berhasil menjadikan nya pacar kita juga harus berhasil mempertahankan dan bertahan dengannya.Karena mempertahankan suatu hubungan gak semudah sekedar memenangkan hatinya. Banyak orang yang bisa pacaran (kecuali para jomblo ngenes yang berharap bisa dapat pacar seperti Emma Watson atau Nabillah JKT48) tapi gak banyak yang bisa mempertahankan hubungan itu sampai pelaminan. Seperti kata pepatah nenek moyang dulu "Mempertahankan lebih sulit daripada meraih" .

Sukses juga gak selalu berawal dari bawah. Sukses ada yang didapat secara instan misalnya, begitu lahir JEBRETT langsung bisa beli mobil Buggati, HAHAHAHA (oke cukup, ini ketawa maksa). Gak ada yang salah tentang bagaimana kita memperoleh kesuksesan baik dengan cara merintis dari bawah maupun secara instan. Ada banyak kan orang yang tanpa proses PDKT yang lama bisa bertahan di bahtera rumah tangga?. So, instan bukanlah masalah dalam kesuksesan. Kata siapa sesuatu yang instan akan berakhir instan ?
"Lama atau tidaknya suatu kesuksesan bukan dipengaruhi oleh proses kedatangannya melainkan bagaimana cara kita untuk bisa bertahan"